Sunday, September 22, 2013

Dungni - Hidup terlihat berjalan seperti biasa di kota Taiji, Jepang barat.
Kota ini menjadi terkenal oleh film dokumenter "The Cove" yang memenangkan Academy Award.
Warga tetap melakukan aktivitas perburuan lumba-lumba, sejak September lalu, namun kini ada kunjungan rutin dari aktivis lumba-lumba, yang memantau dan merekam kegiatan mereka.
Salah satu grup aktivis yang terkenal adalah Sea Shepherd, yang cukup agresif melawan pemburu ikan paus di Jepang.
 
[Scott West, Anggota Sea Shepherd]:
"Saya melihat lebih dari seratus lumba-lumba dibunuh di sini. Jumlah ini jauh lebih besar dari yang kami pikirkan, mungkin 1.700 sampai 2.000 ekor yang akan dibunuh tahun ini. Sekarang saja, seratus telah dibunuh. Sangat menakutkan melihatnya, pembunuhan ini tidak perlu, dan tidak seharusnya terjadi di abad 21."
Scott menghadiri pertemuan hari Selasa, antara aktivis lumba-lumba dan serikat nelayan lokal. Dari sana, mereka ragu dapat merubah kota yang membanggakan tradisi perburuan ikan paus dan lumba-lumba ini.

[Scott West, Anggota Sea Shepherd]: inggris
"Saya rasa warga Taiji tak akan berubah. Saya tak berharap para pemburu lumba-lumba merubah apa yang mereka lakukan. Yang saya harapkan adalah, pemerintah akan bertanya apakah ini benar-benar layak, yaitu apa yang sedang terjadi di Taiji. Mengapa dunia begitu marah pada Jepang? Apa yang terjadi pada lautan? Apa bahaya dari kehancuran lautan serta pembunuhan lumba-lumba dan ikan paus bagi kita semua di planet ini?
Jepang sejak dulu beranggapan bahwa membunuh lumba-lumba tidak dilarang di perjanjian internasional, dan mahluk itu tidak terancam punah.
Beberapa aktivis telah mencoba untuk melarang perburuan lumba-lumba atas alasan kesehatan. Mereka berkata, daging lumba-lumba yang dikonsumsi warga telah terkontaminasi merkuri tingkat tinggi. Namun warga tak percaya.

[Kazutaka Sangen, Walikota Taiji]:
"Kami sudah meminta lembaga pemerintah untuk memeriksa daging lumba-lumba, dan kami yakin bahwa daging tersebut aman. Jadi, semua warga sekarang merasa aman."
Taiji menangkap sekitar 2000 lumba-lumba per tahun. Dagingnya dijual ke warga setempat, dan lumba-lumba yang selamat akan dijual ke taman laut di Jepang dan luar negeri.
Mereka para pemburu tidak sadar bahwa sesungguhnya membunuh lumba lumba berarti juga seperti membunuh seorang anak manusia.....bahkan seperti membunuh ibu kandungnya sendiri.
Lumba lumba adalah hewan mamalia yang menyusui dan bernafas dengan paru paru, bukankah ibu kita juga pernah menyusui dan hidup dengan paru parunya?




FAKTA PEMBANTAIAN LUMBA - LUMBA, PAUS, DAN MAMALIA LAUT LAINNYA DI BERBAGAI NEGARA, KHUSUSNYA JEPANG.


Sent from my BlackBerry® smartphone









0 comments: